Rabu, 23 April 2008

Tugas Perkembangan 1

Landasan Sosial Budaya dan Landasan IPTEK dalam Bimbingan Karier
A. Landasan Sosial
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat. Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
B. Landasan IPTEK
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian.

Selasa, 22 April 2008

Tugas Perkembangan 2 (tugas 2)

Teori Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dlam belajar perlu diperhatikan atau mengacu kepada beberapa teori belajar yang ada, diantaranya teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitif, teori belajar Gestalt, dan teori belajar konstruksivime. Berikut akan dijelaskan mengenai teori-teori belajar tersebut.
A. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behaviorisme ditandai dengan kurikulum yang terinci dengan isi pengetahuan yang diindikasikan dengan tingkah laku tertentu, lalu dinilai dan dievaluasi. Proses belajar ditandai dengan reinforcement untuk memotivasi dan merangsang siswa agar terjadi perubahan tingkah laku.Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Teori Behaviorisme:
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu


B. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur(tersusun). Suatu keseluruhan bukanlah penjumlahan dari unsur-unsur, melainkan unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur tertentu dan saling berintegrasi satu sama lain.
C. Teori Belajar Kognitif
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi.

Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal. Teori ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar pengaruhnya di bidang pendidikan.

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Ciri-ciri teori belajar kognitif, yaitu: mementingkan apa yang ada pada diri sipelajar, mementingkan keseluruhan, mementingkan peranan fungsi kognitif, mementingkan keseimbangan dalam diri sipelajar, mementingkan kondisi yang ada pada waktu sekarang, mementingkan pembentukan struktur kognitif dari dalam pemecahan masalah, ciri khasnya "insight.
D. Teori Belajar Konstruksivisme
Konstruktivisme pada dasarnya merupakan sebuah teori tentang bagaimana orangbelajar. Teori ini memandang seseorang sebagai makhluk yang aktif dalammengkonstruksi ilmu pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Di dalam konteks pembelajaran, siswa dipandang sebagai individu yang aktif membangunpemahamannya sendiri dan pengetahuan dunia sekitarnyanya dengan mengalamisendiri dan merefleksikan pengalaman tersebut.Dalam Konstruktivisme, guru berperan sebagai fasilitator dalam prosespembelajaran. Ia sebaiknya mengetahui tingkat kesiapan anak untuk menerimapelajaran, termasuk memilih metode dan teknik yang tepat dan sesuai dengan tahapperkembangan anak. Dalam kaitannya dengan pembelajaran mata pelajaran tertentu,guru seharusnya mengetahui hakikat mata pelajaran itu sendiri, hakikat anak, dancara mengajarkan mata pelajaran tersebut menurut teori yang diterapkan. Guruyang tidak mengetahui ketiga hal tersebut di atas bagaikan tidak mempunyai dasardan tujuan yang jelas dalam mengajar.
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.
Daftar Pertanyaan untuk klien/siswa
1. Mengapa anda ingin belajar?
2. Pelajaran apa yang paling anda suka?
3. Suasana belajar bagaimana yang anda inginkan? ramai, sepi, atau biasa saja?
4. Bagaimana cara anda belajar?

Selasa, 01 April 2008

Permasalahan yang Terjadi Pada SMP Kelas VIII

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja salah satunya yaitu Sekolah Menengah Pertama. Masa remaja merupakan masa yang banyakmenarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. hakekat masa remaja terutama adalah:
- Menemukan diri.
- Meneliti sikap hidup yang lama.
- Mencoba-coba yang baru untuk jadi pribadi yang dewasa.
Pada masa remaja akan terjadi perubahan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, dan akan mulai timbul masalah yang harus dihadapi. Permasalahan apa yang umumnya muncul dikalangan remaja Sekolah Menengah Pertama kelas VIII?
Sub Tugas Perkembangan: Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
Bidang Bimbingan : Bimbingan Karir
Rumusan Kompetensi:
1.Memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir.
2.Mampu mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir.
Materi pengembangan kompetensi:
Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan karir.
1. Cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir.
2. Praktik cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir.
Permasalahan-permasalahan yang umum terjadi pada siswa SMP kelas VIII dalam pembinaan bimbingan karir yang dihadapi oleh seorang konselor di sekolah:
Siswa SMP kelas VIII adalah siswa yang sudah dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan barunya yaitu lingkungan sekolah menengah baik dengan keadaan sekolahnya maupun dengan warga sekolah lainnya dalam hal ini adalah teman, guru, dan staf-staf yang ada disekolah itu. Permasalahan yang sering muncul adalah permasalahan dari segi sikap pada anak tersebut terkadang menimbulkan masalah kenakalan, mulai berani membuat kegaduhan, bersenang-senang, mudah terpengaruh oleh hal-hal keduniawian seperti perubahan penampilan dan gaya hidup, tidak mementingkan karir yang sedang dijalani khususnya karir sebagai pelajar kelas VIII

Selasa, 25 Maret 2008

Perkembangan Psikologi Remaja

Perkembangan Psikologi Remaja

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis, dan sangat rentan. Jika manusia melewati masa remajanya dengan kegagalan, dimungkinkanakan menimbulkan kegagalan pada masa berikutnya.sebaliknya jika masa remaja itu diisi dengan kesuksesa, dimungkinkan manusia itu mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya.
Secara garis besar, pekembangan psikologi pada masa remaja berlangsung dalam empat masa, yaitu:

A. Masa Pueral
Masa pueral merupakan bagian akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa. Masa pueral berlangsung sangat singkat pada diri remaja contohnya anak laki-laki badannya bertambah kuat dari keadaan sebelumnya. Sementara pada anak perempuan terjadi perubahan yaitu suka tertawa riuh dan gembira. Perkembangan kejiwaan pada masa pueral adalah adanya dorongan untuk mengemukakan pendapatnya, tidak mau diperlakukan sebagai anak-anak,mulai berpikir kritis, suka menyombongkan diri, sering bertindak tidak sopan, dan gemar akan pengalaman luar biasa.

B. Masa Pra Pubertas
Masa pra pubertas sebenarnya masih tergolong masa peralihan. Masa ini dialami anak perempuan lebih singkat waktunya dibandingkan dengan laki-laki. Perkembangan kejiwaan remaja pada masa ini adalah remaja mudah terkena pengaruh buruk dari temannya, suka mengganggu ketertiban umum, bertindak sesuka hati, suka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan, dan suka mencela tetapi ia tidak dapat berbuat lebih baik.
Masa pra pubertas dibagi dalam dua masa yaitu masa negatif dan masa merindu. Masa negatif ditandai dengan kemampuan kerja menurun, kewajiban dan hobi sering diabaikan, merasa gelisah, dan mudah melakukan pelanggaran moral. Sedangkan masa merindu puja adalah masa yang menunjukkan keadaan kejiwaan menginginkan adanya penghargaan dan penghormatan dari orang lain.

C. Masa Pubertas
Masa pubertas adalah masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada pengembangan pribadi diri sendiri. Di antara sifat-sifat ang muncul pada masa ini adalah meninggalkan pendapat lama, keseimbangan jiwa terganggu, suka menyembunyikan isi hati, tumbuhnya perasan kemasyarakatan. Adanya perbedaan yang mencolok anatara laki-laki dengan perempuan pada masa ini. Pada remaja laki-laki terdapat sifat dan perilaku aktif memberi, melindungi, memberontak, mencari kemerdekaan berpikir, suka meniru perbuatan orang yang disukainya, dan lebih memuja kepandaian yang dimiliki orang dibandingkan dengan orangnya itu sendiri. Sedangkan pada remaja perempuan, adanya sifat suka dilindungi, dan ditolong, adanya keterikatan perasaan dengan tradisi, tidak suka meniru, lebih suka bersikap pasif, minatnya ditujukan pada hal-hal yang nyata, dan lansung memuja orangnya.

D. Masa Adolesen
Masa adolesen berkisar antar usia 17-20 tahun. Sifat dan perilaku yang terjadi pada masa ini antara lain, mulai tampak garis perkembangan yang diikutinya dikemudian hari, kondisi kejiwaan mulai tenang, adanya kesadaran bahwa mengkritik itu mudah namun sukar melaksanakannya, mulai menunjukan perhatian kepada masalah kehidupan yang sebenarnya. Selain itu, ada beberapa sifat dan perilaku yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Pada remajalaki-laki telah tampak sifat dan perilaku aktif, tidak membiarkan dirinya hanyut terbawa arus masa remaja, dan menghargai pengalaman. Sedangkan pada remaja perempuan bersikaf pasif dan reseftif (penerima), terbawa hanyut arus masa remaja, kurang menyadari akan resiko, dan berkeinginan tidak menentu.


Sumber: REMAJA DAN BAHAYA NARKOBA. Jakarta: Prenada Media Group.

Senin, 17 Maret 2008

Silabus Bimbingan Konseling SMA

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahun Pelajaran : 2006 - 2007

Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 5

Sub Tugas Perkembangan :
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

BIDANG
BIMBINGAN KOMPETENSI
YANG DIHARAPKAN MATERI PELAYANAN BK KEGIATAN KETERA
NGAN
LAYANAN PENDUKUNG PENILAIAN
1 2 3 4 5 6 7







































Pribadi :

1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa

2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam
kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan


Sosial :
Aspek- aspek dalam kehidupan beragama





















Belajar:
Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala






















Karier:
Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama
1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya







1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan

1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar










2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan

2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME

2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini

2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu


2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul



























1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan

1.1. Kesuksesan individu dalam kariernya,
akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient)
* Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll)
* Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.)
* Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll)
* Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.

A. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot

Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual
• Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika.
• Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati
• Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati

ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me “manage” ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual.

Tugas 1:
Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan

Tugas 2 :
Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa.


B. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan

ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif –bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna.

Tugas 3 :
Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri.

Kecakapan hidup yang dapat
dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :
• Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan
• Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.


1.
Informasi













2. Orientasi

















3. Pembelajaran




















4. Konseling
Kelompok























5. Konseling
Individu 1.
APIN
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)

Non Tes

2.
Alih Tangan Kasus



















































Non Tes:
1)
format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan
2)
format isian penilaian diri sendiri







3)
format
Tes SQ, dorongan Suara Hati

2.
Alih Tangan kasus
(bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok) 1.
Laiseg
(Penilaian segera)

2. Laijapen
(Penilaian jangka pendek)

3. Laijapang
(Penilaian jangka panjang)













































1.
Laiseg
(Penilaian segera)
mengetahui kunci kata hati ; 10 sifat positif –negatif
2. Laijapen
(Penilaian jangka pendek)
penlaian diri sendiri secara jujur, bila perolehan nilai 100, siswa memiliki SQ yang luar biasa
3. Laijapang
(Penilaian jangka panjang)
siswa ada pada satu garis orbit, dimensi spiritual bersifat universal 1.Alokasi waktu:

awal tahun pelajaran (Juli / Agustus 2006

2. Sumber Belajar

a)
Buku Modul BK kelas kelas III ’03, kelas XII ’04 , kelas XII ‘06

b)
Internet mailinglist ESQ L.C.

c)
Pelatihan ESQ.

d)
Seminar ESQ Learning Super Memory

3. Kerjasama:

a)
GP/ Konselor lainnya

b)
Guru Agama
Rohis dan Rokris

c)
Wakasek Sarana Prasarana

d)
Wakasek Kesiswaan

e)
Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja



Sub Tugas Perkembangan :
Mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karier dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam masyarakat yang lebih luas.

1 2 3 4 5 6 7






















Pribadi :

Pengembangan kemampuan mengenali dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya














Belajar:

1. Pemantapan kebiasaan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok


2. Pemantapan penguasaan materi program belajar di SMA sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.























































Karier :

1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan



















































2.
Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untu memenuhi kebutuhan hidup






































Sosial:
1. Orientasi tentang hidup berkeluarga
2. Pemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah ; pada guru dan nara sumber lainnya, ditempat latihan/ kerja/ unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai adat-istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku 1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik/ psikomotor, berkarya dan mengalihgunakan ilmu, teknologi dan seni untuk hidup di masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional












1.1. Paradigma belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat











1.2. Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mencapai meta kecerdasan

























































1.3. Memahami kecenderungan karir yang hendak dikembangkan












































1.4. Memiliki orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan 2. Perencanaan Karier

Setelah lulus SMA ? diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapainya, diperlukan perencanaan “Kemana setelah lulus SMA ?”
Ada 4 alternatif pilihan:
(A) Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, (B) Mengikuti kursus / pelatihan, (C) Memasuki dunia kerja, (D) Memasuki kehidupan berkeluarga

(A) Merencanakan Kelanjutan Studi ke Jenjang Pendidikan Tinggi

Didalam agama dikatakan ; setiap insan “belajar sepanjang hayat”; Usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir mendatangkan pahala. Kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya / hilangnya keimanan). Mengandung “makna” bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu, harus memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran potensi diri.

Beberapa informasi mengenai perguruan tinggi sbb:

1. Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi :
a) Status Terdaftar ; Diakui atau Disamakan diberikan kepada program studi perguruan tingi swasta
b) Status Terakreditasi ; Diakui atau Nir-Akreditasi , diberikan kepada semua perguruan tinggi

2. Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi
a) Jalur Akademik (biasanya disebut jenjang Sarjana / S1), lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan serta pengembangannya
b) Jalur Profesional (sering disebut jenjang diploma) , lebih menekankan pada penerapan keahlian tertentu

3. Jenis Perguruan Tinggi
a) Universitas ; Sifatnya umum, terdiri dari berbagai fakultas- fakultas dan jurusan-jurusan . Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu
b) Institut ; Sifatnya lebih khusus terdiri dari fakultas- fakultas dan jurusan yang menghasilkan keahlian sejenis. Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahuan sejenis
c) Sekolah Tinggi ; Mempunyai kekhususan satu bidang keahlian.Menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu
d) Akademi ; Bersifat non gelar. Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan tertentu
e) Politeknik ; Bersifat non gelar .
Menyelenggarakan program pendidikan profesional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.


4. Sistem Penerimaan Mahasiswa
a) Secara non tes ; melalui PMDK (Penelusuran Minat dan Bakat) , PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) , PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) , PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dsb.nya.
b) Secara Tes / Ujian Tulis , melalui SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)

5. Sistem Belajar Di Perguruan Tinggi
Dikenal dengan sistem kredit semester / SKS . Jumlah SKS pada setiap jenjang pendidikan berbeda

Tugas 1:
Siswa berdiskusi (4-5 orang). Mengumpulkan informasi ; jurusan, mata kuliah, jenjang studi / strata serta prospek masa depan.Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 2 :
Sisw memilih 3 jurusan kelanjutan studi yang diminati.

6. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi dibawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional
Tugas 3 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi kedinasam; tempat alamat, syarat pendaftaran, mata kuliah yang dipelajari dan prospek masa depan . Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 4 :
Siswa menuliskan pilihan perguruan tinggi kedinasan dan kemungkinan hambatan yang dihadapi bagi yang berminat

7. Studi Ke Luar Negeri
Sudah lumrah bagi yang berminat dan memiliki dukungan mewujudkannya. Ada beberapa hambatan a.l.:
a) Bahasa b) Biaya Pendidikan , c) Program Keahlian Yang Dipilih

Tugas 5 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi perguruan tinggi diluar negeri melalui media cetak, elektronik, internet maupun pameran pendidikan atau datang ke kedutaan negara asing; Dan tuliskan hasil diskusi menurut opini masing-masing

(B). Mengikuti Kursus / Pelatihan
Diawali dengan meningkatkan kecakapan hidup untuk dapat dijadikan modal bekerja / berwiraswasta dengan memasuki kursus keterampilan / pelatihan dan dipilih sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki


Tugas 6 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi tempat alamat, fasilitas yang ada dan prospek masa depan Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 7 :
Siswa menuliskan dua jenis kursus keterampilan yang diminati

(C). Memasuki Dunia Kerja
Bekerja merupakan kebutuhan manusia agar keadaan dirinya lebih baik dan nyaman dalam menjalani kehidupannya dengan memperoleh sumber penghasilan. Tidak semua siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi, karena adanya berbagai alasan, maka dunia kerja menjadi pilihan.
Tahapan untuk memasuki dunia kerja, al:
1) mencari lowongan
a).mendaftar ke Depnaker
b).membaca koran, lihat iklan lowongan kerja/ media cetak
c).bergaul dengan orang yang sudah bekerja untuk menumbuhkan motivasi kuat mencari kerja
d).melihat informasi melalui media elektronik (TV, Internet,dll.)
e).mengunjungi pameran bursa kerja
f).memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki
ditindak lanjuti dengan mempersiapkan berkas persyaratan yang diminta
a).fotokopi STTB
b).fotokopi KTP
c).surat lamaran dan riwayat hidup
2) mengikuti seleksi
a).administrasi, b) akademis, c) psikotes
d).wawancara, e).kesehatan

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi (4-5 orang) . Mengumpulkan informasi lengkap dengan persyaratan yang diminta (dalam bentuk kliping) Dan mempresentasikan di depan kelas dengan OHP atau LCD dsb.nya.

Tugas 9 :
Siswa melakukan wawancara dengan orang yang berwiraswasta disekitar lingkungan tempat tinggal.

Tip menghadapi tes wawancara :

(D) Memasuki Kehidupan Berkeluarga
Menikah merupakan salah satu alternatif pilihan setelah lulus SMA, namun perlu dipertimbangkan kembali kemungkinan banyaknya hambatan dan tantangan.

Tugas 10 :
Siswa diminta menuliskan opini mengenai perkawinan diusia dini

Tugas 11 :
Siswa diminta menuliskan tiga (3) pilihan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini adalah :
Pengembangan berfikir dan bernalar, penggalian dan pengolahan informasi secara cerdas. 1.
Orientasi





2.
Informasi














3.
Pembelajaran


















































4.
Penempatan dan Penyaluran



















5.
Konseling ndividu









1.
APIN
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)




















































































non tes:
1)
format isian
pilihan program studi jurusan
alamat dan prospek masa depan
2)
tiga pilihan progam studi






3)
hasil diskusi perguruan tinggi kedinasan




4)
tiga pilihan perguruan tinggi kedinasan







5)
pemberian pendapat studi di luar negeri













6)
hasil diskusi lembaga / kursus keterampilan / BLK

7)
perolehan informasi dua tempat BLK


































8)
Lowongan pekerjaan




9)
laporan hasil wawancara orang ber wiraswawta
2.
HPDT :
(Himpunan Data):
alat peraga
tip meng
hadapi wa
APIN :
10)
Opini menikah di usia remaja

11)
tiga pilihan karier
1.
Laijapen
(pemilaian jangka pendek)

(merupakan proses dan perlu orientasi diri),
siswa mencari informasi, membuat klping, dll. Sejenis







2
laijapen
(penilaian jangka pendek)
dalam proses memperoleh berbagai informasi dan menghubungkannya dengan cita-cita / karier


















































Laijapang
(penilaian jangka panjang)

dalam proses orientasi diri, siswa perlu dipandu secara berkesinambungan sampai dengan satu semester , bahkan dapat sampai dengan satu tahun/ melepas kelulusan siswa 1.
Alokasi waktu :

Agustus/ September 2006

2.
Sumber belajar :

a)
Modul BK kelas III ’03,kelas XII ’04 , kelas XII ‘ 06

b).
Media cetak / surat kabar/ ilan lowongan kerja

c).
Media elektronik/ TV Internet informasi peluang kerja

d).
Majalah
Higher Learning tentang kelajutan studi di Perguruan Tinggi

5.
Brosur yang menginformasikan

a)
tempat- tempat studi bisa diperoleh sewaktu ada pameran

b)
tempat-tempat kursus

3.
Kerjasama :

a).
Wakasek Kurikulum

b).
Wakasek kesiswaan

c).
Institusi/ instansi negeri maupun swasta terkait
/ Psikolog





Sub Tugas Perkembangan :
Mencapai kematangan dalam pilihan karier.

1 3 4 5 6 7 8


































































































































































































Pribadi:

1.
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahapenanggulangannya

2.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan











Belajar :

1.
Pemantapan disiplin belajar sebagai pengembangan kemampuan akademik/ kognisi dan berlatih/ psikomotor, baik secara mandiri maupun berkelompok

2.
Pemantapan penguasaan materi
Program belajar di SMA dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian








Pribadi :

Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif , baik dalam kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya dimasa depan















































arier:
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan



Menguasai pengetahuan dan keterampian akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya


Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi




































Memiliki keyakinan dan penghayatan kaidah keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME

1.1.Memahami siapa dan eksistensi diri manusia sebagai mahluk Tuhan YME.

1.2.Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu










































Memiliki kematangan pola pikir dalam pengembangan kemampuan umum, dan akademik / kognisi












































































k 3. Analisis Potensi Diri

(A) Analisis Fisik untuk Memilih Karier
Kemampuan 1) Fisik, 2) Vokal, 3) Motorik atau Kontrol

Tugas 1 :
Siswa menuliskan ciri-ciri kemampuan fisik

Tugas 2 :
Siswa menuliskan tiga macam karier yang diminati beserta persyaratan fisik

Tugas 3 :
Siswa membuat kesimpulan antara kemampuan fisik dengan cita-cita pilihan karier

(B) Analisis untuk Memlih Karier
1) Kemampuan Akademik/
Kognisi merupakan perolehan nilai sebagai ukuran kemampuan individu dalam ulangan harian

Tugas 4 :
Siswa menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki dengan menuliskan nilai hasil belajar

Tugas 5 :
Siswa menuliskan hasil tes psikologi yang telah diperoleh pada tahun sebelumnya (kelas X)

Tugas 6 :
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang hambatan / kesulitan yang dialami dalam menjalani pilihan program studi saat ini.

2) Kemampuan Khusus / Bakat
Bakat dimiliki oleh setiap individu yang dapat diketahui baik secara tes ialah ; DAT/ Differential Aptitude Test dirancang (oleh Benneth H, 1982) dan dipergunakan dalam konseling bagi siswa SMP dan SMA.
Tes bakat dibagi dalam bidang :
1) Verbal ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata
2) Numerik ; berpikir dan memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka
3) Skolastik ; gabungan verbal dan numerik , menjadi penduga yang baik bagi penyelesaian studi di PT
4) Abstrak ; memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola / rancangan
5) Relasi Ruang ; mampu memvisualkan, mengamati, membentuk gambaran mental dari obyek- obyek dengan melihat pola dua dimensi, dan berpikir dalam tiga dimensi
6) Mekanik ; mampu memahami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam
7) Kecepatan dan Ketelitian Klerikal ; seberapa cepat dan teliti dalam menyelesaikan tugas-tugas menulis
8) Kemampuan Bahasa Indonesia ; seberapa baik pengertian dan keterampilan seseorang mengenal ejaan yang betul dan salah dalam bahasa Indonesia
9) Kemampuan Bahasa Asing ; seberapa baik seseorang mempunyai kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membuat penalaran analitis tentang bahasa

Tugas 7 :
Siswa menuliskan bakat yang menonjol

Tugas 8 :
Siswa berdiskusi tentang hubungan bakat dan cita-cita
TIP :
Bakat akan berkembang bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang

B. Genogram .
Ialah grafik tiga generasi yang menggambarkan asal-usul keluarga seseorang / individu ( = silsilah, bahasa Indonesia).
Genogram dapat digunakan sebagai alat pendukung dalam identifikasi perencanaan dalam rangka menganalisis dan memanfaatkan untuk pengembangan karier individu

Tugas 9 :
Siswa membuat genogram

Tugas 10 :
Siswa menuliskan karier dan bakat yang menonjol dari anggota keluarga masing-masing.

Tugas 11 :
Siswa menelaah bakat dan hasil tes bakat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 12 :
Siswa meminta pendapat masukan dari keluarga antara bakat dan cita-cita / karier.

4.Minat
Minat dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam merencanakan masa depan

Tugas 13 :
Siswa menuliskan empat cita-cita / karier yang diminati saat ini

Tugas 14 :
Siswa mengisi jawaban
inventory minat

Tugas 15 :
Siswa mengisi format dengan memindahkan angka-angka jawaban dan menjumlahkan pada tiap kelompok minat.

Tugas 16 :
Siswa membuat peringkat kelompok minat dan menghubungkan dengan cita-cita / karier.

Tugas 17 :
Siswa memasukan data hasil psikotes minat

Tugas 18 :
Siswa menganalisa hasil tes minat dan menghubungkan hasil inventory minat menghubungkan

5. Kepribadian :
Organisasi yang dinamis dalam diri individu. Dan ada beberapa tipe kepribadian ; 1) Realistis, 2) Intelektual, 3) Sosial, 4) Konfensional, 5) Usaha , 6) Artistik

Tugas 19 :
Menjawab pertanyaan inventory kepribadian, dengan memberi tanda positif (+), bila sesuai atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan pilihan

Tugas 20 :
Siswa menuliskan tiga alasan pada setiap nomor yang dipilih, baik positif (+) maupun (-) negatif

Tugas 21 :
Siswa memindahkan semua tanda (+) dan (-) dan mencocokan dengan kunci jawaban.

Tugas 22 :
Siswa membuat peringkat inventory kepribadian

Tugas 23 :
Siswa menganalisa tiga peringkat tertinggi dan hubungkan dengan cita-cita / karier

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini :
- Mengembangkan potensi diri, baik fisik maupun psikis
- Pengembangan untuk memilih karier yang sesuai dengan potensiyang dimiliki 1.
Informasi








2.
Pembelajaran




























3. Penempatan dan Penyaluran



































































5.
Konseling Individu

















1. APIN
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)






non tes: format isian
a)
ciri-ciri kemampuan fisik
b)
tiga macam karier yang diminati
c)
kesimpulan kemampuan fisik hubngannya dengan cita-cita / karier

d)
format isian analisis kemampuan akademik
2
HPDT
(Himpunan Data)
Nilai ulangan harian, rapor, UUB, Try-Out




e)
format isian menuliskan hasil psikotes

f)
format isian hasil diskusi hambatan yang dialami dalam pilihan program studi

HPDT :
ATK
(AlihTangan Kasus)
bialamana perlu pendalaman materi

APIN:
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)

tes:
Progresive Matric dan / CFIT
non tes:
berupa format isian siswa hasil tes psikologi, jurusan yang disarankan, hasil diskusi kelompok , perihal pilihan program studi yang dipilih kini adakah kesesuaian antara IQ dengan cita-cita/ karier.

2.
HPDT:
(Himpunan Data)

hasil psikotes yang diperoleh dari biro konsultasi psikologi




3.
ATK
(Alih Tangan Kasus)

biro konsultasi psikologi, untuk melaksanakan tes IQ, Bakat dan Minat

APIN :
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)

Tes :

DAT (Diferential Aptitude Tes)/ tes bakat

Non tes :

* Format isian :
a) bakat, prestasi yang pernah dicapai
b) hubungan bakat dengan cita-cita/ karier
c) tanggapan teman ; hubungan bakat dan cita-cita / karier
d) memberikan keterangan genogram ; karier dan bakat yang menonjol dalam keluarga
e) hubungan cita-cita/ karier dengan bakat; dari hasil tes bakat dan genogram

HPDT :
a) bagan genogram (silsilah=bahasa Indonesia)
b) TIPS :
Bakat akan berkembang, bilamana memperoleh kesempatan untuk berkembang



1. Laiseg
(penilaian segera)

a) ciri-ciri kemampuan fisik
b) tiga macam pilihan karier
c)
kemampuan fisik hubungannya dengan cita-cita/karier









2.Laijapen
(penilaian jangka pendek)

a) perolehan nilai setiap ulangan harian, b) perolehan hasil tes psikologi dapat terlihat bakat maupun minat serta potensi diri






































































3.
Laijapang
(Penilaian jangka panjang)

dapat memprediksi kelulusan , derdasar kemampuan akademis, pengembangan bakat serta minat kelanjutan studi melalui analisis potensi diri dalam hubungan dengan karier






























































1.
Alokasi waktu:

Okt_ Des. 2006 / Januari 2007

2.
Sumber belajar :

a)
Modul BK kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06

b)
Kerangka Dasar Kurikulum 2004 dan stndar isi BSNP kaitan dengan Pengembangan Diri
c) Kebijakan dari sekolah/ wakasek kurikulum maupun Tim Pengembang dan Inovasi disekolah

3.
Kerjasama:

a).
Guru Mata pelajaran

b).
Guru Wali kelas

c). Wakasek Kurikulum














































Jakarta , Juli 2006

Retno Widajati
NIP 130 888 699








SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Tahun Pelajaran 2006 - 2007

Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 6
Sub Tugas Perkembangan: Mencapai kematangan dalam pengambilan keputusan
Bidang Bimbingan Kompetensi
Yang Diharapkan Materi Pelayanan BK Kegiatan Ketera
ngan
Layanan Pendukung Penilaian
1 2 3 4 5 6 7































Pribadi :
Pemantapan tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatannya yang kreatif dan produktif

Belajar :
Pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya




Karir :
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan kariri yang hendak dikembangkan























1
Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
1.1. Memiliki pemahaman yang mantap tentang bakat dan minat pribadi serta dapat menyalurkannya melalui berbagai kegiatan yang kreatif dan produktif
2.
Menghargai eksistensi dalam berekspresi seni .4. Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan Keputusan Melalui Analisis SWOT
Merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier

S = Streght / Kekuatan
Merupakan potensi pada diri sendiri (kemampuan akademis , kemampuan umum, kemampuan khusus / Bakat)
yang dapat mendukung cita-cita / karier

W = Weekness / Kelemahan
Merupakan kekurangan pada diri sendiri (potensi fisik dan potensi psikis ; malas, tidak termotivasi,dll.)yang kurang menunjang dan dapat menghambat cita-cita / karier

O = Opportunity / Peluang
Merupakan kesempatan yang dapat mendukung cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri (dukungan orangtua / keluarga baik secara phisik sosial dan ekonomi)

T = Threats / Ancaman
Merupakan kesempatan yang dapat menghambat cita-cita / karier datangnya cenderung dari luar diri sendiri ( perbedaan pandangan dengan orangtua / keluarga , dll)

Tugas 1 :
Siswa menuliskan dua macam cita-cita / karier dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemungkinan dihadapi

Tugas 2 :
Siswa membuat analisa hubungan antara cita-cita / karier serta peranan lingkungan

B. Meyakini Keputusan
Untuk meyakini suatu keputusan yang ditentukan berdasar analisis SWOT memerlukan emotional spiritual quotient dengan barometer suara hati yang dimiliki.

Tugas 3 :
Siswa mengambil keputusan

Kecakapan hidup yang dapat dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :Kemampuan meyakini keputusan yang telah diambil berdasarkan analisa diri sendiri dan kepercayaan terhadap keagungan Tuhan YME. 1.
Informasi


































2.
Bimbingan
Kelompok








3. Konseling Individu












1.
APIN
(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)





























Non tes:
Format isian:
a)
dua macam cita-cita / karier dan
Analisis SWOT
b)
analisa hubungan cita – cita / karier serta peranan lingkungan
c)
Pengambilan keputusan

1.
Laijapen
(Penilaian jangka pendek)

a)
menentukan dua macam pilihan cita-cita / karier

b)
hasil hubungan cita-cita/ karier dan peranan lingkungan

c) pengambilan keputusan






2.
Laijapang
(Penilaian Jangka Panjang)

diterimanya siswa sesuai dengan pilihan yang telah diputuskan
1.
Alokasi Waktu :

Januari 2007

2.
Sumber belajar

a)
Buku Modul BK
kelas III ’03, kelas XII ’04, kelas XII ‘06

b)
Surat kabar, iklan Perguruan Tinggi, Dunia Kerja, Kursus


* Informasi PT, Dunia kerja Kursus,dll
“High Leaner”
* Internet

3.
Kerjasama :
Orangtua siswa




Jakarta , Juli 2006




Mengetahui Guru Pembimbing
Kepala SMA Negeri 60 Jakarta



Dra Rachmawati Malik S.H. Retno Widajati
NIP :130 449 533 NIP : 130 888 699

Minggu, 09 Maret 2008

Beberapa Permasalahan Remaja


Masa Remaja

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.



Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

Sumber: e-psikologi.com